Saturday, May 16, 2009

Gunung



Gunung Bromo merupakan salah satu tujuan wisata di Jawa Timur. Tempat wisata alam ini terletak di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru di timur kota Malang, Jawa Timur. Pengunjungnya bukan hanya wisatawan lokal, bahkan banyak yang berasal dari luar negeri. Dengan pemandangan yang khas membuat Bromo layak menjadi tujuan wisata. Apa saja keistimewaan Gunung Brom

Dingin, begitulah yang akan Anda rasakan saat pertama kali Anda keluar dari mobil. Suhu disini mencapai 10 derajat bahkan sampai 0 derajat Celsius saat menjelang pagi. Maka, Anda hendaknya mempersiapkan pakaian dingin, topi kupluk, sarung tangan, kaos kaki, syal untuk mengatasinya. Tapi, bila Anda melupakan perlengkapan tersebut, ada banyak penjaja keliling yang menawarkan dagangannya berupa topi, sarung tangan, atau syal.

Melihat Matahari Terbit Bromo dari Pananjakan

Pengunjung biasa mengunjungi kawasan ini sejak dini hari dengan tujuan melihat terbitnya matahari. Untuk melihatnya, Anda harus menaiki Gunung Pananjakan yang merupakan gunung tertinggi di kawasan ini. Medan yang harus dilalui untuk menuju Gunung Pananjakan merupakan medan yang berat. Untuk menuju kaki Gunung Pananjakan, Anda harus melalui daerah yang menyerupai gurun yang dapat membuat Anda tersesat. Saat harus menaiki Gunung Pananjakan, jalan yang sempit dan banyak tikungan tajam tentu membutuhkan ketrampilan menyetir yang tinggi. Untuk itu, banyak pengunjung yang memilih menyewa mobil hardtop (sejenis mobil jeep) yang dikemudikan oleh masyarakat sekitar. Masyarakat sekitar berasal dari suku Tengger yang ramah dengan para pengunjung.

Sampai diatas, ada banyak toko yang menyediakan kopi atau teh hangat dan api unggun untuk menghangatkan tubuh sambil menunggu waktu tebitnya matahari. Ada pula toko yang menyewakan pakaian hangat. Menyaksikan terbitnya matahari memang merupakan peristiwa yang menarik. Buktinya, para pengunjung rela menunggu sejak pukul 5 pagi menghadap sebelah timur agar tidak kehilangan moment ini. Anda pun tidak selalu bisa melihat peristiwa ini, karena bila langit berawan, kemunculan matahari ini tidak terlihat secara jelas. Namun, saat langit cerah, Anda dapat melihat bulatan matahari yang pertama-tama hanya sekecil pentul korek api, perlahan-lahan membesar dan akhirnya membentuk bulatan utuh dan memberi penerangan sehingga kita dapat melihat pemandangan gunung-gunung yang ada di kawasan ini. Antara lain, Gunung Bromo, Gunung Batok, atau Gunung Semeru yang merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa.

 

Climbing



Kalikuning merupakan kawasan wisata alam sekaligus Camping Ground di lereng selatan Gunung Merapi, tepatnya di Kecamatan Cangkringan, Sleman, Yogyakarta. Kalikuning terletak di bawah Kaliadem yang pernah menjadi saksi keganasan letusan merapi tahun 2006 silam dimana pada saat itu dua orang relawan tewas dalam bunker akibat terjangan awan panas atau yang biasa di sebut wedhus gembel.

Kawasan wisata Kalikuning ini memang cukup luas. Selain dijadikan objek wisata dan Camping Ground, ada juga daerah di Kalikuning yang memiliki tebing- tebing batuan andesit. Walapun belum banyak di jamah, akan tetapi tebing andesit di daerah Kalikuning ini sering juga di jadikan sebagai arena Panjat Tebing, khususnya bagi para pemanjat yang telah mahir mengingat kesulitan yang sangat tinggi dalam pemanjatan pada tebing dengan batuan andesit. Gugusan batuan yang berdiri kokoh di sekitar sungai membuat pemandangan yang sangat mangagumkan. Cukup banyak daerah di Kalikuning yang mempunyai bentukan tebing andesit seperti ini.

Untuk mencapai lokasi tebing andesit yang ada dalam Foto - foto di bawah kita harus berjalan kaki sekitar 700m dari jalan aspal yang menuju ke Kaliadem menyusuri jalan setapak yang biasa dilewati oleh penduduk lokal untuk mencari rumput. Tiba di lokasi tebing andesit tersebut rasanya tenang banget karena suasana alam yang sepi dengan pemandangan kelok- kelok bentukan sungai tak berair dan tebing- tebing yang tinggi membuat kita serasa menemukan dunia baru, berbeda dengan kehidupan kota yang penuh dengan kebisingan dan polusi. Daerah Kalikuning terlihat sangat menyejukkan dengan banyaknya pepohonan di sekitarnya yang di dominasi oleh pohon- pohon pinus, serta hawa dingin dataran tinggi di lereng merapi ini.

Saturday, May 9, 2009

Kota Pelajar,Kota Wisata

disini kamu b
isa liat apa aja, pengen jalan - jalan yang enjoy, ?terutama ke Jogja..Bro mau tau seputar jogja.Jogja (beberapa orang menyebutnya Yogy

akarta, Jogjakarta, atau Yogya) adalah kota yang terkenal akan sejarah dan warisan budayanya. Jogja m

erupakan pusat kerajaan Mataram (1575-1640), dan sampai sekarang ada Kraton (Istana) yang masih berfungsi dalam arti yang sesungguhnya. Jogja juga memiliki banyak candi berusia ribuan tahun yang merupakan peninggalan kerajaan-ke

rajaan besar jaman dahulu, di antaranya adalah Candi Borobudur yang dibangun pada abad ke-9 oleh dinasti Syailendra.

Selain warisan budaya, Jogja memiliki panorama alam yang indah. Hamparan sawah nan hijau menyelimuti daerah pinggiran dengan Gunun

g Merapi tampak sebagai latar belakangnya. Pantai-pantai yang masih alami dengan mudah ditemukan di sebelah selatan Jogja.

Masyarakat di sini hidup dalam damai dan memiliki keramahan yang khas. Cobalah untuk mengelilingi kota dengan sepeda, becak, ataupun andong; Anda akan menemukan senyum yang tulus d

an s

apaan yang hangat di setiap sudut kota. Tanpa anda sadari, tiba-tiba anda akan merasa seperti sedang berada di rumah sendiri.

Atmosfir seni begitu terasa di Jogja. Malioboro, yang merupakan urat nadi Jogja, dibanjiri barang kerajinan dari segenap penjuru. Musisi jalanan pun selalu siap menghibur pengunjung warung-warung lesehan.

Banyak orang yang pernah berkunjung ke Jogja men
gatakan bahwa kota ini selalu bikin kangen. Berkunjunglah ke sini, Anda pasti akan mengerti sebabnya, kalo kamu - kamu pengen dateng jogja gampang murah lagi bisa lewat mana aja...transportasinya juga gampang,bisa, :
  • Kereta Api
    Anda bisa mencapai Jogja dengan kereta api dari Jakarta, Bandung, atau Surabaya.
  • Bis
    Jogja bisa dicapai dengan bis dari Pulau Sumatera, Pulau Bali, dan hampir semua kota di Pulau Jawa.
  • Pesawat
    Saat ini telah tersedia penerbangan langsung Kuala Lumpur - Jogja. Juga tersedia penerbangan domestikJogja, Denpasar-Jogja, Balikpapan-Jogja, dan masih banyak lagi, nah itu tadi baru sebagian kalokamu pengen ke jogja Jakarta

Lima Tempat Paling "Maut" di Jogja

Yogyakarta tidak hanya dikenal dengan Malio

boro, Keraton, dan budaya Jawanya yang khas. Yogyakarta juga mempunyai berbagai tempat yang sangat menantang untuk para penggiat olahraga dan wisata ekstrem, dari gemuruh Sungai Progo yang dahsyat hingga Gua Jomblang yang tenang tetapi menyeramkan. kami akan coba mengulasnya buat para pecinta petualang sejati

Sungai Progo Bawah yang Benar-Benar Ganas

Gemuruh sungai besar ini pasti

 akan membuat hati para rafter berdebar-debar. Gelombang air sungai yang cukup tinggi dan arus yang cukup deras membuat jantung siapa saja akan berdegup lebih kencang. Airnya yang berwarna coklat tua kayak coffemix orang anak mapala bilang, benar-benar tampak buruk 

dan tidak bersahabat. Debit

 airnya naik turun dengan cepat seiring besar kecilnya curah hujan di hulu sungai. "Sungai Progo dalam hal ini Sungai Progo Bawah memang ganas apalagi di bulan Februari ketika debit air sedang tinggi-tingginya. Tak jarang terjadi banjir bandang yang berbahaya bagi rafter yang sedang

 mengarungi sungai ini," menyeramkan tapi kita puas mengarunginya

skipper atau kapten kapal harus lebih sering berteriak untuk mengomando rekan-rekannya setiap akan melewati jeram yang hampir semuanya terhitung ganas. Bahkan terkadang harus diperlukan pengintaian jeram agar kapal dapat tepat memasuki jeram, meloloskan diri, dan tidak terjebak di dalamnya. Perahu yang terbalik pun adalah h

al yang wajar dan ombak-ombak besar setinggi tiga meteran juga menjadi pemandangan yang 

sangat biasa. Sungai yang mempunyai grade atau tingkat kesulitan I-V ini memang menegangkan dan pastinya akan membuat darah mengalir lebih kencang.

Sungai yan

g berhulu di Jumprit di daerah Gunung Sindoro ini juga mempunyai Jeram Boedhil yang sangat ganas. Sungai ini adalah tempat meninggalnya empat orang penggiat arung jeram di tahun 80-an. Siapa saja yang berniat mengarungi sungai ini meskipun memakai pelampung tetap harus bisa berenang. Skipper juga haruslah orang yang berpengalaman mengarungi sungai-sungai yang sekelas dan mempunyai pengalaman dibidangnya.

Meskipun terkesan menyeramkan tetapi bagi penggiat olahraga arung jeram atau yang memang menyukai tantangan, sungai ini

 akan memberikan kepuasan yang luar biasa dalam berpetualang. Perjalanan atau dalam bahasa rafting disebut trip dimulai dari Jembatan Klangon dan berakhir di Dekso dengan panjang rute 25 km yang ditempuh selama 4 jam. Untuk m

encoba petualangan ini bisa menghubungi

Angkernya Gua Jomblang

Bukan perkara mudah untuk mencapai dasar gua vertikal sedalam 40 meter. Tetapi bagi mereka yang bernyali dan menyukai tantangan, tentu hal ini menjadi keasyikan tersendiri. Orang yang awam dengan gua vertikal harus mendapat kursus SRT 

(Single Rope Technique), yaitu teknik menuruni dan menaiki medan vertikal dengan lintasan tali, karena hanya dengan menuruni tali, gua seperti ini dapat ditelusuri. "Tetapi kalau memang benar-benar berani ya langsung turun saja, meskipun tetap kita dampingi," ujar Uci dari ASC Jogja (Acintyacunyata Speleological Club), klub pecinta alam yang khusus berpetualang di gua-gua.

Tali dan alat p

enga

man yang akan digunakan untuk menuruni gua harus dipastikan benar-benar dalam keadaan aman. Memang terkesan ribet tetapi sebenarnya itu adalah prosedur standar yang mesti harus dilakukan. Uci yang telah terbiasa keluar masuk gua ini menyatakan bahwa tidak ada kesalahan sedikitpun dalam aktivitas alam ini. Benar-benar kegiatan yang beresiko tetapi mengasyikan. Gua Jomblang yang mempunyai mulut gua cukup lebar ini terletak daerah Semanu, Gunung Kidul, Yogyakarta.

Di dasar gua terdapat hutan kecil yang cukup lebat. Sebuah fenomena yang menakjubkan karena lingkungan sekitar Gua Jomblang adalah tanah kapur yang tandus. Dari dasar gua perjalanan dapat dilanjutkan memasuki lorong Gua Jomblang menuju Gua Grubug. Sebuah gua vertikal yang mempunyai rongga yang besar dengan mulut gua yang kecil. Gua ini mempunyai sungai bawah tanah dengan debit air yang cukup besar. Tepat pada jam 12 siang, mulut gua akan 

membentuk tiang cahaya dari sinar matahari yang masuk tegak lurus ke dalam gua. Benar-benar pemandangan yang sangat indah dan spektakuler.

Menuruni Gua Grubug memang lebih menantang karena caver akan menuruni gua dengan tali yang berputar-putar setinggi lebih dari 50 meter. Kedua gua ini memang mempunyai kisah yang menyeramkan karena menjadi tempat pembantaian aktivis PKI di tahun 60-an. Selain itu sampai tahun 90-an di Gua Grubug masih ditemukan mayat korban penembakan misterius yang sengaja dimasukkan ke dalam gua. Diduga mayat-mayat itu adalah para penjahat yang sudah tidak mempan lagi dipenjara.

Merayap di Tebing Karang Pantai Siung

Tebing yang terjal dengan kemiringan 90 derajat bukanlah s

esuatu yang menakutkan bagi para climber. Justru tebing-tebing yang belum banyak dipanjat orang dan sulit ditaklukan adalah tebing-tebing yang lebih diminati. Bagaimana strategi pemanjatan, teknik-teknik yang digunakan, hingga kesulitan-kesulitan yang dialami semisal dalam pembukaan jalur menjadi tantangan tersendiri bagi setiap climber yang mendaki tebing-tebing Pantai Siung.

Deburan ombak dan tiupan angin yang menderu-deru akan menambah semangat dan gairah para climb

er untuk menaklukan tebing-tebing di pantai ini. Angin yang bertiup kencang sedikit banyak mempengaruhi proses pemanjatan. Meskipun demikian memanjat tebing-tebing Pantai Siung memang menjadi pengalaman tersendiri. Di tengah-tengah jalur pemanjatan climber akan melihat keindahan pantai berpasir putih yang mempunyai batu-batu raksasa. Pemandangan indah ini akan menjadi setting pemanjatan di pantai ini. Robert Antonius, salah seorang climber Jogja, mengatakan bahwa di pantai ini tidak sekedar memanjat tebing tetapi juga menikmati serunya pemanjatan dan indahnya pemandangan.

Pantai Siung di kawasan pantai selatan Gunung Kidul mempunyai banyak tebing yang dapat digunakan untuk pemanjatan dengan tingkat kesulitan yang bervariasi. Total ada 250 jalur yang dapat digunakan untuk pemanjatan. Tebing-tebing ini pada tahun 2005 pernah digunakan untuk event Asia

n Climbing Gathering yang melibatkan ratusan pemanjat tebing Asia.

Selain di Pantai Siung, Yogyakarta juga mempunyai tebing-tebing lain yang tidak kalah menantang dan mempunyai karakteristik yang beragam, seperti Tebing Bedoyo di kawasan kapur Semanu (Gunung Kidul), Tebing Samigaluh di dataran Tinggi Menoreh (Kulon Progo), dan Tebing Parangendog di Pantai Parantritis. Meskipun demikian, tebing Pantai Siung adalah yang paling menarik dan menantang. Bahkan menurut Robert Antonius, Pantai Siung ini adalah surganya para pemanjat tebing. Untuk mencoba tantangan ini Anda dapat 

"Mendidih" di Puncak Merapi

Butuh lebih dari sekedar keberanian untuk berada di kubah pasir yang begitu dekat dengan mulut kawah gunung Merapi. Tetapi juga perhitungan matang dan kecermatan dalam membaca situasi gunung yang masih aktif ini. Berada persis di Puncak Garuda, puncak tertinggi di Gunung Merapi adalah petualangan bagi mereka yang benar-benar berani dan bernyali. Para penggiat Mermounc (Merbabu Mountaneer Club) Jogja adalah para pemburu Merapi yang tidak hanya pemberani tetapi juga telah memahami berbagai kondisi Merapi.

Bila dinyatakan dalam keadaan aman, gunung Merapi memang bersahabat. Para pendaki dapat menikmati keindahannya dari puncak gunung setinggi 2914 meter ini. Meskipun demikian, Gunung Merapi, yang merupakan gunung berapi paling aktif di dunia ini, sewaktu-waktu dapat memuntahkan lahar dan awan panas yang memang menjadi ciri dari gunung ini.

Letusan dahsyat terakhir Merapi terjadi pada tahun 1994 ketika beberapa desa di lereng selatan Merapi hangus karena semburan awan panas yang juga terkenal dengan sebutan wedhus gembel. Letusan yang cukup besar juga terjadi pada tahun 2006 dengan korban dua orang relawan yang meninggal di bungker yang hancur karena terjangan awan panas Merapi. Konon gunung ini juga meletus dengan sangat hebat pada tahun 1006, yang mengakibatkan candi-candi besar seperti Borobudur dan Prambanan mengalami kerusakan dan Kerajaan Mataram Hindu harus berpindah ke Jawa Timur.

Meskipun berbahaya, banyak orang justru ingin melihat dari dekat aktivitas Merapi yang memang sangat menarik. Karakteristik Merapi sebagai gunung berapi yang sangat aktif tidak menyurutkan niat dan nyali orang untuk mengamatinya dari jarak yang sangat dekat. Beberapa penggiat Mermounc sampai hari ini masih aktif naik turun Gunung Merapi, baik yang sekedar meneruskan hobi naik gunung hingga mengantar tamu yang ingin melihat dari dekat kedahsyatan Merapi. Jika Anda ingin menikmati sensasi yang menantang ini

Satu lagi yang menarik dari Jogja, masalah perut nich kuliner coy...

SATE KUDA GONDOLAYU - Mendongkrak Vitalitas Kaum Pria

"Saya heran sama temen - temen dari MDP Jaya terutama si nanang. Dia langsung pesen 2 porsi untuk dia sendiri. Ya mungkin karena dia tahu daging kuda rendah kolesterol," cerita Bu Suparti, Pemilik Warung Sate Kuda Gondolayu, kepada YogYES siang itu. Masih menurut cerita Bu Suparti, warungnya juga pernah didatangi oleh Ade Rai yang ternyata mampu melahap habis 100 tusuk daging kuda. Wow!

Sembari menunggu sate masak, saya pun melongok lebih dalam isi dapur warung sate ini. Oleh pemiliknya saya ditunjukkan daging kuda mentah yang berwarna merah. Benar-benar tidak ada lemak sedikitpun. Menurut Bu Suparti hal itu karena kuda adalah hewan yang sangat aktif bergerak. Ibu setengah baya yang cukup enerjik ini menjelaskan bahwa daging kuda berkhasiat untuk mengatasi capek, masuk angin dan meningkatkan vitalitas. Tidak hanya dagingnya yang berkhasiat, alat kelamin kuda atau yang lebih dikenal dengan sebutan torpedo dipercaya dapat mendongkrak vitalitas kaum laki-laki, selain berkhasiat mengobati sesak napas. Tapi bila ingin menyantap torpedo, pembeli harus pesan dulu karena peminatnya banyak.

Sate pesanan anak anak MDP Jaya. Hmm, uenaaaak. Dagingnya cukup empuk. Bu Suparti mengatakan bahwa daging kuda paling tidak harus direbus selama 1 jam. Daging kuda yang digunakan berasal dari kuda-kuda yang masih muda dan memang khusus diternakan untuk dikonsumsi. Sedangkan kuda-kuda yang sudah tua seperti kuda penarik andong tidak bisa di sate karena dagingnya terlalu keras dan alot. Biasanya daging seperti itu kemudian dibikin abon. Bu Suparti juga bercerita bahwa yang dulu mempopulerkan sate kudanya adalah para mahasiswa dari Sulawesi.

Tak terasa satu porsi sate kuda, sepiring nasi dan segelas teh panas manis segera berpindah ke perut saya. Benar apa kata Bu Suparti badan saya menjadi hangat. Saya bayar satu porsi sate seharga Rp. 10.000 (Januari 2009) dan ingin membuktikan khasiatnya, kebetulan badan saya pegal-pegal dan capek. Nah, jika Anda ingin merasakan khasiat dan lezatnya daging kuda, Anda dapat mencobanya di Warung Sate Gondolayu. Warungnya buka setiap hari dari jam 9 pagi hingga jam 10 malam, ada juga kok alamatnya kalo kamu - kamu pengen mencicipi kuliner satu ini.